Powered by Blogger.
Home » » Tempat Ziarah di Cirebon Kota Wali

Tempat Ziarah di Cirebon Kota Wali

Kota Cirebon terletak di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah dan memiliki beberapa obyek wisata yang menarik untuk dilihat khususnya yang berkaitan dengan wisata budaya.

Cirebon adalah kota pelabuhan terpenting di pantai utara Jawa setetah Jakarta dan Semarang, kota ini juga dikenal sebagai kota penghasil ikan dengan hidangan lautnya yang lezat. Cirebon merupakan kota multi etnis yang menggabungkan unsur budaya Sunda dan Jawa menjadi satu dan kemudian bercampur lagi dengan unsur budaya Cina.

Di kota ini terdapat kraton yang memiliki arsitektur yang merupakan gabungan dari berbagai elemen kebudayaan termasuk Islam dan unsur-unsur arsitektur Belanda. Walaupun tidak sebesar kraton Yogyakarta, namun Kraton Cirebon sangat menarik dan sangat berharga untuk dikunjungi.

Kesultanan Cirebon didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada awal abad ke 16 dan berkembang sebagai salah satu kesultanan yang disegani di Jawa. Membicarakan sejarah Cirebon tidak mungkin terlepas dari perjalanan hidup Sunan Gunungjati.

Namun pada tahun 1667, Kesultanan Cirebon pecah menjadi tiga bagian yaitu: Kasepuhan yang dipimpin Pangeran Martawijaya yang diberi gelar Sultan Raja Syamsudin; Kanoman oleh Pangeran Kertawijaya bergelar Sultan Moh. Badridin dan Kacirebonan oleh Pangeran Wangsakerta dengan sebutan Panemban Tohpati.

Saat ini di wilayah Cirebon terdapat empat tempat yang dianggap keramat yaitu Makam Sunan Gunung Jati (8 Km diluar kota Cirebon), Kraton Kasepuhan, Kraton Kanoman dan Masjid Agung Cipta Rasa. Cirebon telah lama dikenal sebagai pusat penghasil kain batik, dan daerah ini juga terkenal dengan kesenian tari topeng dan musik tarling yang menggabungkan suara gitar, suling dan suara manusia dalam perpaduan yang harmonis.

Sejak abad ke-17 kerajaan Cirebon dibagi atas tiga kekuasaan yaitu Sultan Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan. Namun pusat kegiatan politik, sosial dan budaya terpusat di Kraton Kasepuhan. Kraton ini dibangun pada tahun 1527 yang merupakan istana tertua dan yang paling terjaga keasliannya di Cirebon.

Kraton yang terletak di ujung Selatan Jl. Lemah Wungkuk ini memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Sunda, Jawa, Islam, Cina dan Belanda. Kraton ini merupakan tempat tinggal dari Sultan Kasepuhan, namun sebagian besar bangunan kraton ini dapat dikunjungi oleh wisatawan. Di dalam kraton terdapat sebuah paviliun yang dindingnya dihias dengan ubin Delft berwarna putih dan biru, lantai dari marmer serta beberapa lampu antik dari Perancis tergantung di langit-langit.

Kraton ini memiliki museum dengan koleksi antara lain wayang golek, keris, meriam, mebel, berbagai senjata buatan Portugis dan kostum kerajaan. Koleksi museum yang paling mengesankan adalah Kereta Singa Barong.

Kereta ini adalah sebuah kereta perang kerajaan peninggalan abad ke 17 yang memiliki bentuk mewakili beberapa unsur kebudayaan yang ada di Cirebon. Kereta yang ditarik oleh kerbau putih ini memiliki belalai yang menyerupai gajah (Hindu), badan dan kepala menyerupai naga (Cina) dan sayap (Islam).

Bangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa merupakan satu kesatuan dan satu komplek dengan bangunan Kraton Kasepuhan Cirebon. Masjid Agung yang terletak di depan Kraton Kesepuhan atau di sebelah barat alun-alun kraton ini merupakan salah satu masjid tertua di Jawa. Masjid yang memiliki atap bertingkat-tingkat ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan Masjid Agung Banten.

Masjid Agung Cirebon yang asli dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa permaisuri kesultanan Cirebon Nyi Ratu Pakungwati dengan dibantu oleh wali Sanga dan beberapa tenaga ahli yang dikirim oleh Sultan Demak, Raden Patah.

Dalam pembangunan masjid ini Sunan Kalijaga mendapat penghormatan untuk mendirikan sokoguru yaitu kepingan-kepingan kayu yang disusun menjadi tiang yang disebut sakatal. Pada tahun 1549 terbakar. Ditempat yang sama kemudian dibangun Masjid Agung yang baru yaitu Masjid Agung Kraton yang sekarang ini.

Tidak jauh dari Kraton Kesepuhan terdapat sebuah kraton lain bernama Kraton Kanoman yang dibangun pada tahun 1588 oleh Sultan Badaruddin yang memisahkan diri dari kesultanan utama Cirebon karena berbeda pendapat dengan dua saudaranya mengenai siapa yang berhak menjadi ahli waris Kesultanan Cirebon.

Sebagaimana umumnya kraton di Jawa, bangunan Kraton Kanoman seluruhnya menghadap ke utara. Di luar bangunan kraton terdapat sebuah bangunan bergaya Bali yang disebut dengan Balai Manguntur yang terbuat dari batu bata merah di dekat bangunan ini ada sebuah pohon beringin besar.

Fungsi bangunan ini adalah sebagai tempat kedudukan sultan apabila menghadiri upacara seperti apel besar prajurit atau menyaksikan pemukulan perdana gamelan Sekaten pada tanggal 8 Maulid dan lain-lain. Ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa Balai Manguntur diartikan sebagai balai mangun tutur yang artinya tempat sultan berpidato atau berbicara kepada masyarakat tentang hukum agama dan lain-lain.

Kecirebonan walaupun disebut sebagai kraton namun bangunannya memiliki bentuk seperti rumah biasa yang menjadi tempat tinggal anggota kerajaan yang ada saat ini yang merupakan keturunan dari Raja yang memisahkan diri dari Sultan Kesepuhan ke-10.
 
Rumah yang dibangun pada tahun 1839 ini memiliki arsitektur kolonial yang bagus serta sejumlah koleksi antara lain pedang, dokumen dan benda-benda peninggalan kerajaan lainnya.

Gua Sunyarigi merupakan komplek bangunan yang menempati areal seluas 1,5 hektar yang dulunya merupakan tempat peristirahatan, tempat menyepi, bertapa dan sekaligus berfungsi pula sebagai tempat rekreasi Sultan Kasepuhan dan kerabatnya.

Semua ruangan yang ada di dalam komplek ini dibentuk menyerupai gua. Bangunan ini merupakan kompleks gua-gua buatan yang dihubungkan oleh lorong atau jalan-jalan setapak yang berliku indah.

Bangunan ini didirikan pada awal abad ke-18 oleh kerajaan Islam Kasepuhan Cirebon pada masa pemerintahan Pangeran Aria Cirebon (1697-1768) dan hingga kini sisa-sisa keindahannya masih terlihat sebagai maha karya arsitektur tempo dulu.

Pesta keramaian atau Grebeg Maulud diadakan setiap tahunnya di Cirebon. Acara yang meriah namun sakral ini diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabi'ul Awal. Dalam menyambut Grebeg Maulud.

Pada saat yang bersamaan, di Museum Cirebon juga dipamerkan barang-barang antik peninggalan Kesultanan Cirebon, termasuk diantaranya kereta kencana Paksi Naga Liman, senjata-senjata tempo dulu dan pusaka kerajaan lainnya.

Makam Sunan Gunung Jati
adalah salah satu makam yang paling dihormati dan yang paling banyak dikunjungi orang di pulau Jawa bahkan mungkin di Indonesia. Makam yang dianggap keramat ini terletak di Gunung Sembung yang terletak sekitar 5 km di Barat Laut Cirebon.

Kompleks makam ini telah menjadi tempat wisata ziarah yang menarik untuk dikunjungi karena Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatutlah adalah raja Cirebon yang menjadi salah satu penyebar Islam pertama di Jawa (wali songo) yang wafat pada tahun 1570.

Sekitar 23 km di sebelah Selatan Cirebon terdapat lokasi peristirahatan bernama Linggarjati yang berada di kaki Gunung Ciremai (3.078 m). Linggarjati memang bukan lokasi wisata pegunungan yang utama di Jawa, tetapi tempat ini memiliki beberapa buah hotel kelas menengah dan merupakan tempat beristirahat atau resor yang cukup menyenangkan dengan udara yang sejuk, tempat yang bagus untuk menghindar dari udara Cirebon yang panas.

Linggarjati masuk dalam catatan sejarah Indonesia ketika pada tahun 1946 tempat ini dipilih menjadi tempat perundingan antara pemerintah Republik Indonesia dengan penguasa Belanda yang hendak kembali menjajah Indonesia.

Pertemuan diadakan di sebuah hotel di kaki gunung Ciremai dan Kesepakatan Linggarjati ditandatangani, namun kesepatan itu terabaikan menyusul semakin meluasnya perjuangan menuntut kemerdekaan oleh bangsa Indonesia. Hotel tempat pertemuan itu sekarang menjadi museum yang bernama Gedung Naksa.

Taman Purbakala Cipari atau Situs Cipari terletak di wilayah Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tempat ini adalah kawasan peninggalan manusia purba yang hidup pada masa 500 hingga 1.000 tahun sebelum masehi.

Kabupaten Kuningan yang terletak di sebelah Timur Gunung Ciremai memiliki banyak sisa peninggalan purbakala yang ditemukan pada hampir pada setiap kecamatan di wilayah ini. Salah satu jenis peninggalan yang bercorak budaya megalitik antara lain ditemukan di Cipari.
 
 
 
Sumber : Buku Informasi Pariwisata Nusantara Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia 
Share this article :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. mediaNet - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger